ZUHUD SANG GUBERNUR

Dirumah yang  sangat sederhana, pak Ustadz Kemas Ardian  ( Pak Uke ) sedang asyik berkutat dengan Lap Topnya. Lap Top yang dibelinya tahun 2009 itu ternyata sangat berarti bagi pak Ustadz. Sesaat kemudian terdengar ketokan pintu, Tok..,tok.., tok.,,:" Assalamu'alaikum, terdengar suara orang yang tak  asing bagi Pak Uke, yaitu suara si " Ubed". Wa'alaikum salam, Jawab pak Ustadz.

Silahkan masuk, Bed,   "Ayo silahkan duduk..,! Kata pak Ustadz.

Trimakasih Pak Ustadz.., Jawab Si Ubed, " Wah…, sedang asyik main Lap Top Pak Ustadz."  Tanya si Ubed, sok ingin tahu aja.

" Ini lo baru membuat bahan kajian tentang  ZUHUD , Jelas Pak Ustadz. " Tahu nggak kamu apa itu Zuhud?. Tanya Pak Ustadz kepada si Ubed,  sambil ngetes sejauh mana pengetahuan si ubed.

"Tahu to Pak Ustadz…, mosok Zuhud aja nggak tahu. Gini-gini dulu jebolan Madrasah Aliyah, Pon Pes and IAIN lo Pak".  Jawab si Ubed sambil ketus suaranya.

Wah…., wah…,wah..,lama-lama jadi besar kepala anak ini, gumam Pak Ustadz dalam hati.

"Ya udah, kalo kamu tahu, coba jelasin apa itu Zuhud. Pinta Pak Ustadz.

"Entar Pak Ustadz saya tak mikir dulu", sahut si Ubed, dia sambil memegang keningnya seakan-akan berpikir serius,

"Paling-paling segitu, dasar anak sok pinter, gitu aja pake mikir segala,"  gumam Pak Ustadz dalam hati.

"Ya Pak Ustadz, saya sudah bisa menyimpulkan pengertian Zuhud:" yaitu:" Kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdian diri kepada Alloh SWT." Dengan demikian, betapapun kayanya Nabi Sulaiman atau Usman Bin Affan,mereka tetap sebagai orang Zuhud dan hidup dalam keadaan Zuhud. Mereka tidak terpengaruh dengan kekayaannya itu dalam mengabdikan diri kepada Alloh SWT. Pengertian Zuhud ini dekat sekali dengan firman Allaoh SWT yang artinya:" Supaya kamu jangan berdua cita terhadap apa yang luput dari kamu,dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya. ( QS: 57:23 ). Oleh sebab itu harta benda tidak dilarang untuk dimiliki, tetapi harta tersebut tidak boleh mempengaruhi atau memperbudak seseorang dalam menghambakan dirinya epada Alloh SWT. 1)

"Gimana Pak Ustadz, kira-kira penjelasan saya tadi?" Tanya Si Ubed berbinar-binar matanya kelihatan bangga.

"We…,we..,ternyata kamu pinter juga Bed, malah kamu tahu dengan detail tentang ZUDUD, Bapak saja udah banyak yang lupa. Bapak salut Bed, kata Pak Ustadz, sambil menepuk-nepuk pundak si Ubed.

"Siapa dulu dong…, kan murid Pak Ustadz juga." Jawab si ubed dengan ketusnya.

 "Tapi Pak Ustadz, apa masih urgen membicarakan Zuhud dimasa sekarang.? Dimana kejujuran hampir hilang dinegeri ini, rasa malu juga hilang dibenak bangsa ini. Pola hidup sederhana sudah tidak ada, yang ada hanya hidup berlebih-lebihan dan penuh kebohongan. Apalagi kalau sudah berbicara tentang pejabat negara, yang ada hidup penuh dengan kecurangan, menghamburkan uang negara dan nggak punya rasa malu. Korupsi, kolosi merajalela, seakan-akan kekayaan negara menjadi pusat untuk mengeruk kekayaan bagi para pejabat." Tanya si Ubed

"Justru sangat urgen sekali Bed, ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang materealistis ini kehidupan hanya diukur dengan materi. Kondisi ini hampir sama dengan kondisi masyarakat Jahiliyyah sebelum Rosululloh SAW diutus menjadi Rosul.Tolok ukur pada saat itu adalah kekayaan. Orang yang sukses adalah mereka yang menguasai harta benda entah darimanapun cara mencarinya. Para pemimpin mereka diangkat berdasarkan kekayaan.Orang-orang seperti Abu Jahal,Abu Sofyan, Abu Lahab. Umayyah bin Kholaf dan lain sebagainya tak lain adalah mereka-mereka yang menguasai kekayaan dan menjadi penguasa.

Pada saat itulah Alloh SWT mengutus Rosululloh SAW untuk meluruskan sikap hidup mereka yang sudah sangat rusak tersebut. Dalam waktu 23 tahun Rosululloh bekerja keras dan hasilnya luar biasa, mereka berubah menjadi bangsa yang berakhlakul karimah, dekat dengan Alloh SWT dan hidupnya seimbang antara dunia dan akherat, dalam masalah duniawi mereka sangat hati-hati, kelihatan zuhud dalam kehidupan mereka. Maka Alloh SWT menyanjungnya didalam surat Al Imran ayat 110:" Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Alloh,( QS: Al Imran: 110 ).

" Lo malah ngantuk tu gimana Bed,"  Tanya Pak Ustadz melihat si Ubed kelihatan matanya kedap-kedip.

"Enggak lo Pak Ustadz, saking seriusnya, mata saya agak pedes ni Pak. Kilah si Ubed. Teruskan aja Pak Ustadz.

"Ya udah saya teruskan," Jawab Pak Ustadz.

Kondisi masyarakat yang terbaik ini terus bertahan sampai pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin, yaitu pada masa Abu Bakar, Umar bin Khottob, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib. Pada masa ini para pemimpin sangat amanah dan para pejabatnyapun sangat amanah dan hidupnya sangat zuhud sekali, terutama pada masa Khalifah Umar bin Khottob. Konon pada masa pemerintahan Umar bin Khottob ada seorang gubernurnya yang karna zuhudnya sampai-sampai ia harus masak sendiri, mencuci pakaian sendiri lagian hidupnya miskin.

"Waduh saya perlu ceritanya ni Pak Ustadz." Sergah si Ubed.

"Oke.., kalau begitu dengarkan baik-baik, jangan ngantuk, awas,! Jawab Pak Ustadz

" Siaaaaaaaap….…, Pak Ustadz         Begini kisahnya. Pak Ustadz lalu bercerita……..

 Beberapa saat setelah Said bin Amir diangkat menjadi gubernur Hamah ( Syam, sekarang bernama Syiria ) beberapa orang utusan dari wilayahnya datang menemui Khalifah Umar bin Khottob RA. Lalu Umar bin Khottob meminta agar mereka mencatat nama-nama kaum fakir miskin mereka. Setelah mereka mencatat dan memberikan kepada Khalifah Umar bin Khottob, beliau terkejut karna ada nama Said bin Amir yang tida lain adalah putra gubernurnya. Khalifah bertanya:"Siapakah Said bin Amir ini?". Para utusan tersebut menjawab:"Dia adalah putra sang Gubernur". Kemudian Umar bin Khottob bertanya lagi:" Gubernur kalian miskin?". Mereka menjawab:" Betul, wahai Amirul Mukminin (panggilan pemimpin pengganti Rosululloh SAW). "Seringkali hari-harinya dapurnya tidak menyala, tambah mereka."

Mendengar keadaan Gubernurnya yang Ia angkat sendiri ,Umar bin Khottob menjadi tertusuk hatinya dan beliau menangis. Setelah itu beliau menitipkan uang 1000 dinar untuk sang gubernur, dengan harapan agar ia bias hidup layak. Tapi ketika sang Gubernur menerima titipan uang dari halifah Umar bin Khottob tersebut, malah ia mengucapkan :" Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un." Mendengar kalimat yang biasa dipakai berkaitan dengan musibah ini, dari balik ruangan, istrinya terkejut dan bertanya:" Apakah Kholifah Umar bin Khottob meninggal, wahai suamiku?".Said bin Amir menjawab:" OhTidak, bahkan musibah ini lebih besar dari kematian Kholifah Umar bin Khottob. Istrinya yang belum tahu tentang uang dinar tersebut, berkata lagi:" Selamatkan dari musibah tersebut, wahai suamiku:". Kemudian sang Gubernur memenggil istrinya dan menjelaskan duduk perkaranya, dan ia meminta kepada istrinya untuk ikut membagi-bagikan uang tersebut kepada fakir miskin yang berhak.

Suatu hari Kholifah Umar bin Khottob mengunjungi wilayah Hamah untuk melihat keadaan penduduknya dan meninjau perkembangan wilayah itu, beliau menyempatkan untuk bertanya kepada penduduk tentang Gubernurnya:" Gubernur kami adalah orang yang taat beragama dan sangat baik,tetapi mereka mengeluhkan tiga hal. Lalu Kholifah Umar bin Khottob mempertemukan mereka dengan Gubernur dengan mempersilahkan mereka menjelaskan tentang tiga hal yang dikeluhan.

Pertama, mereka mengadukan bahwa Gubernur Said bin Amir selalu terlambat dalam menjalankan tugas. Umar lalu menanyakan kepada Gubernur Said bin Amir. Kemudian sang Gubernur menjawab:" Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku malu mengatakannya. Aku ini tidak punya pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sehingga setiap pagi aku bersama istriku harus menumbuk gandum, lalu memasaknya hingga menjadi roti. Baru setelah itu aku mengambil air wudlu untuk sholat Dzuhur bersama warga dan menjalankan tugas-tugasku hingga sore hari.

Kedua, mereka mengadukan bahwa Gubernur merea tidak pernah bersedia menghadiri undangan-undangan diwaktu malam hari. Kholifah Umar bin Khottob pun minta penjelasan pada sang Gubernur. Dia menjawab:"Wahai Amirul mukminin sebenarnya aku juga malu mengatakannya. Sepanjang siang aku bekerja mengurusi mereka hingga sore hari,sedangkan pada waktu malam hari aku memanfaatkan untuk beribadah kepada Alloh SWT.

Ketiga, mereka mengadukan bahwa Gubernur mereka satu hari dalam setiap bulannya tidak muncul sama sekali di tengah rakyat.Setelah Khalifah Umar minta penjelasan, sang Gubernur menjawab:" Sebenarnya aku juga malu mengatakan hal ini. Satu kali dalam sebulan aku mencuci pakaian yang biasa aku pakai diluar rumah dan menjemurnya hingga kering, padahal aku tidak mempunyai pakaian selain yang aku pakai setiap hari itu."

Mendengar jawaban Gubernurnya ini, Khalifah Umar merasa lega, sebab meskipun miskin tetapi kemiskinan yang dia alami adalah kemiskinan yang bermutu tinggi. Kemudian Umar bin Khottob berkata;"Alhamdulillah, jadi aku tidak salah memilihmu, wahai Said." 2)

"Wah…, wah..,seandainya para pemimpin kita dan para pejabatnya amanah seperti zaman Rosululloh dan Khulafaur Rosyidin, negara kita akan menjadi negara yang Gemah Ripah Loh Jinawi. Sergah Si Ubed.

" Itu pasti Bed," Jawab Pak Ustadz. Oleh sebab itu kita tidak boleh berhenti untuk tetap menggelorakan pola hidup sederhana dan hidup yang seimbang antara dunia dan akherat. Yang terpenting lagi kita harus memulai dari kita sendiri. Oeeeee..,

" Okee.., Boosss.

 

1). Ensiklopedi Islam, PT Bachtiar Baru Van Hoeve, jilid 5, Jaarta  .

2). Hayat Ash Shohabah, Muhammad Yusuf Al Kandahlawi, Juz 2 hal 196.

Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar