PERAN KIAI, DUKUN SAMA…,?

"Assalamu"alaikum …,pak Ustadz..
"Wa'alaikum salam, Jawab Pak Ustadz Kemas Ardani ( Sering dipanggil Pak Uke ) sambil menoleh ke pintu dan dilihatnya ternyata yang datang Si " Ubed "  Silahkan masuk Bed.., ayo masuk….! Kata Pak Uke.
Terima kasih pak Ustadz.., wah ngganggu nih pak Ustadz.., jawab si Ubed sambil sedikit agak malu.
Nggak lah…, aku sedang nyantai kok..,nih sedang lihat acara Infotainment.., tentang Eyang Subur.., Jelas Pak Uke.
Wah…, berarti pak Ustadz suka melihat infotainment ya…, Tanya si Ubed…sedikit agak menyindir.
Nggak juga.., saya sebenarnya nggak suka melihat infotainment di TV, masalahnya banyak mudhorotnya.
Kita disuguhi gosif tentang aib dan kejelekan orang lain, makanya sampai MUI mengeluarkan Fatwa tentang haramnya Infotainment di TV, kecuali yang diperbolehkan secara syar'i. ( Lihat Fatwa MUI 27/7/2010 tentang Infotainment). Jawab Pak Uke.
Dalam kasus Eyang Subur ini ada hal yang menarik yang perlu saya cermati dan perhatikan. Hal ini saya lakukan karna banyaknya pertanyaan yang menyangkut masalah-masalah yang ada kaitannya dengan kasus tersebut dan masyarakat perlu penjelasan secara hukum agama, seperti masalah sihir, santet, tenung, paranormal dan lain sebagainya. Masyarakat perlu penjelasan secara syar'I dan sesuai dengan Akidah Islam. Untuk keperluan inilah saya rasa pentng sekali kita harus mengerti duduk permasalahannya. Tanpa mengetahui kasus yang sebenarnya mana mungkin saya bisa menjelaskan tentang hal-hal yang mereka tanyakan yang menyangkut kasus Eyang Subur. Makanya beberapa hari ini saya sering melihat tayang kasus Eyang Subur, agar ngerti duduk permasalahannya dengan jelas. Kata Pak Uke…,
Oh…, iya sampai saya lupa menanyakan sesuatu. " Apa ada sesuatu, kok kayaknya kamu serius sekali kesini, Bed., Tanya pak Ustdz.
Penting sekali sih enggak pak Ustadz..,  tapi ada sesuatu yang tanpa penjelasan dari pak Ustadz rasanya mengganjal di pikiran saya pak Ustdz.., Jawab si Ubed,
Wah…, wah.., kok sampai mengganjal segala.., berarti serius dong…, sergah Pak Uke.
Ini pak Ustadz, kemarin saya ditanya temen-temen tentang peran para Kiyai, Ustad. Ulama dan para Dukun/ Para Normal. Sebagian masyarakat punya anggapan bahwa para Kiai atau ustadz banyak melakukan praktik-praktik pengobatan atau pemberian bimbingan spiritual kepada masyarakat seperti para dukun dan sebaliknya banyak sekali para dukun yang ketika praktik mengobati pasien atau memberikan bimbingan spiritual berpenampilan seperti Kiai atau ustadz! Mereka memberi  contoh-contoh yang kalau dipandang sekilas, memang rasional dan mendukung anggapan mereka tersebut.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut saya mencoba menjawabnya pak Ustdz.., tapi karna keterbatasan kemampuan saya, ya…., mereka nggak puas.., makanya saya datang kesini mau minta penjelasan sama pak Ustadz, dengan penjelasan pak Ustadz, nantinya akan saya gunakan untuk menjelaskan mereka. Kata si Ubed, sambil melihat serius ke wajah Pak Uke…,
Jadi, lebih jelasnya saya mohon kepada Pak Ustdaz menjelaskan tentang penbedaan peran Kiyai /ustdz dan Dukun/Paranormal. Jelas Si Ubed.
Waduh….,ketiban palu nih..,!sahut pak Ustadz.
Kalo begitu, dengarkan  baik-baik, insyaAlloh akan saya coba untuk menjelaskan apa yang kamu minta.
Siap pak Ustadz…! Jawab si Ubed.
Sebenarnya, kalao setiap orang mau memperhatikan dengan cermat, maka akan kelihatan betul perbedaan Kiai/Ustadz dengan Dukun/Paranormal setiap perannya dalam ehidupan masyarakat.
1.       LIHAT TUJUANNYA
Kiai/Ustadz, setiap memberikan bimbingan kepada masyarakat atau memeberikan pengobatan kepada masyarakat tiada lain tujuannya mencari pahala dan ridlo dari Alloh SWT. Sedangkan para Dukun/ Paranormal setiap mengobati pasiennya atau memberikan bimbingan spiritual, tujuannya pasti materi dan kepuasan hawa nafsu.Makanya Eyang Subur uangnya ratusan miliyar dan istrinya 8 dan masih mau merebut istri pasiennya demi kepuasan nafsunya.

La.,  itu pak Ustadz.., ada ustadz yang memberikan ceramah setelah pulang dapat amplopan isinya ada yang Rp 300.000, ada yang Rp 500.000, bahkan lebih dari itu… Tanya si Ubedz, seperti tidak puas…,
Nggak gitu .., Bed.., mereka itu datang memberikan bimbingan kepada masyarakat dengan niat ibadah, bukan yang lain, ternyata masyarakat yang merasa hutang budi memberikan uang transport dengan suka rela dan mereka terima. Itu nggak masalah.
Begitu ya pak Ustadz…, jawab si Ubed sambil manthuk-manthuk.

2.       LIHAT LANDASANNYA
Selain tujuan yang membedakan Kiai/Ustadz dengan Dukun,  adalah Landasan yang dipakai.
Wah…, kok kayak membuat skripsi aja pak Ustadz, ada Landasan Teorinya.., Celetuk si Ubed, dasar suka usil.
"Bukan Landasan Teori kayak skripsi ., "Bed"..,  tapi Landasan dalam menentukan Tujuan". Jawab pak Ustadz.
" Ini sangat penting Bed, karna kalau landasannya yang dipakai salah, maka tujuan akhir yang diperoleh juga salah ". Imbuh pak Ustadz.
Kalau Kiai/Ustadz setiap melaksanakan sesuatu terutama dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat, landasan yang dipakai pasti Al Qur'an dan Al Hadits. Mungkin kalau masih perlu ditambah penjelasan para Ulama besar. Kalau para Dukun/ Para normal landasan yang dipakai bukan Al Qur'an atau Al Hadits tapi bimbingan dari setan, iblis, hawa nafsu lewat wangsit atau Pesan Eyang Gaib. ( Lihat Kasus Eyang Subur ).

3.       CARA MEMPEROLEH ILMU
Kiai/ Ustadz dalam memperoleh ilmu yang nantinya digunakan untuk membimbing masyarakat dengan mendalami Al Qur 'an, Al Hadits, Kitab-kitab para Ulama dan mengamalkannya sehingga dapat membentuk pribadi yang dapat dipercaya masyarakat. Sedangkan para Dukun untuk memperoleh ilmunya dengan Poso Ngebleng, Topo Pati Geni, Topo Mendem, Memakan Prawan kencur dan lain-lain yang bertentangan dengan syariat Islam.
"Wah…, angker banget pak Ustadz. Pakai Topo Mendem segala..,
" La itu kok "Memakan Prawan Kencur"  itu maksudnya apa pak Ustadz…, Tanya si Ubed. Sepertinya ia penasaran.
Gini Bed.., ada sebagian Dukun yang ingin menyempurkan ilmunya dengan cara harus berzina dengan perawan yang masih muda belia. Mereka lakukan atas dasar bisikan atau wangsit dari Eyang Gaib ( Baca setan/ Iblis ).
"Wah…, wah…, sadis nih pak Ustdaz., lagian kalau dibiarkan bisa merusak tatanan masyarakat.
Kalau aku tahu dan ketemu Dukun yang kayak begini pasti aku sikaaaaat.., aku bogeem mentah.
Celetuk si Ubed.
"Wah sok jagoan aja..,la wong lihat ulet saja kalang kabut.., mau bogem mentah.   Gumam pak Ustadz.,

4.       DAMPAK YANG DIRASAKAN
Setelah mendapatkan bimbingan dari Kiai/Ustdaz, masyarakat akan merasakan dan kelihatan dampaknya yaitu Kesadaran beragamanya meningkat dan tingkat kesalehannya bertambah.
Tapi dampak yang diciptakan oleh para dukun adalah kekaguman yang berlebihan, penghormatan yang kelewat batas bahkan pengkultusan. Lihat kasus Eyang Subur, para pengikutnya begitu taatnya luar biasa, ketika berjabatan tangan harus diciumi bolak-balik dan berkali-kali. Pada waktu masuk rumahnya harus ngesot, konon ada yang bersujud kepadanya. Na'uzubillah minzalik.
Sebenarnya kalau dicari perbedaan keduanya sangat banyak  Bed.., namun dengan 4 hal diatas kiranya sudah cukup untuk bisa membedakan antara peran Kiai/ Ustadz dengan para Dukun/ Para normal.
Oleh sebab itu masyarakat tidak boleh salah memilih pada saat membutuhkan bimbingan spiritual, sehingga tidak terjebak pada bentuk kesesatan.
" Terima kasih Pak Ustadz.., insya Alloh apa yang dijelaskan pak ustadz tadi akan saya sampaikan pada teman-teman yang bertanya pada saya. Semoga Allloh memberikan kesehatan kepada pak Ustadz sehingga dapat memberikan bimbingan kepada masyarakat"…., kata si Ubed sambil berdiri, kelihatannya ia siap-siap mau pamitan.
Amiiin. Jawab pak Ustaz.



Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar